Jumat, 28 Oktober 2016

filsafat ilmu pendidikan

1.       a. Hakikat filsafat
Filsafat (terjemahan dari bhs Inggris philolophy) berasal dari bahasa Yunani, yaitu philo, philia, philein (love of ) dan Sophia atau sophos (wisdom). Oleh karena itu secara etimologis filsafat artinya cinta atau mencintai akan kebajikan atau kebijaksanaan (love of wisdom). Dengan demikian filsafat memiliki makna, yaitu hasrat yang menggebu atau keinginan yang sungguh-sungguh/kemauan keras akan kebenaran sejati. Adapun objek dari hakikat filsafat itu sendriri, yaitu objek material dan formal adapun mengenai sistematika dalam filsafat yang saat ini sangat berkembang pesat dengan adanya aliran-aliran filsafat maupun cabang-cabang filsafat itu sendiri.
b. mengapa harus berfilsafat?
Karena pada suatu saat, secara tidak sadar kita sudah bergelut dengan suatu permasalahan filsafat, yang dengan sendirinya jadi bahan pemikiran kita. Meskipun kita tidak memiliki minat untuk belajar filsafat, ada masalah-masalah filsafat yang mau tak mau menarik perhatian kita. Masalah persisnya tentu berbeda dari orang ke orang. Kita mungkin akan terserap dalam suatu pembahasan filsafat walaupun persoalan yang dibahas kelihatannya sama sekali tidak filosofis. setiap orang pasti menyimpan suatu keyakinan-keyakinan filsafat. Salah satu alasan mengapa seorang berfilsafat adalah karena memang dalam diri filsafat itu sendiri mengandung suatu tugas. Kita sudah mengetahui bahwa filsafat didasari oleh suatu kebebasan berpikir, namun suatu kebebasan berpikir yang ditandai oleh hasrat keakraban dengan kebenaran yang dikandung oleh penampilan realita saja.
2.      a. hakikat pendidikan

Hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak disadari manusia telah melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif  sampai zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia di dunia, pendidikan akan tetap berlangsung. Kesadaran akan konsep tersebut diatas menunjukkan bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan. Artinya sebagai pertanda  bahwa manusia sebagai makluk budaya yang salah satu tugas kebudayaan itu tampak pada proses pendidikan

b. Mengapa harus berpendidikan?

Karena pendidikan adalah sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan nyata, pendidikan akan berpengaruh dalam menentukan sikap dan prilaku seseorang serta tingkah laku yang dimiliki. Dengan adanya pendidikan sesorang akan mempunyai nilai dimata masyarakat karena jika seseorang tidak pernah merasakan sebuahpendidikan maka hal tersebut akan membuat nilai yang buruk dalam diri seseorang tersebut. Dengan seseorang memiliki sikap yang baik maka orang tersebut akan di pandang oleh masyarakat sekitar bahwa orang tersebut adalah orang yang berpendidikan.
3.       Objek formal :  bidang yang menjadi keseluruhan ruang lingkup garapan riset pendidikan.
contoh:  Mendidik, membimbing, dan melatih siswa menuju perbaikan dan berkaitan dengan persoalan pendidikan.
Objek material : bahan atau masalah yang menjadi sasaran pembicaraan, penelitian atau penelaahan dari ilmu pengetahuan.
Contoh: instrument penelitian
4.       Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik kesimpulan umum dari berbagai kasus yang bersifat individual, selain itu metode induksi ialah cara penanganan terhadap suatu objek tertentu dengn jalan menarik kesimpulan yang bersifat umum atau bersifat lebih umum berdasarkan atas pemahaman atau pengamatan terhadap sejumlah hal yang bersifat khusus.
Deduktif  merupakan  cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, selain itu metode deduksi ialah cara penanganan terhadap sesuatu objek tertentu dengan jalan menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang bersifat umum.
5.       Menurut saya, problematika dalam filsafat ilmu pendidikan yaitu tingkat pemahamannya yang cukup sulit dari teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuan sehingga tingkat pemahaman mahasiswa membutuhkan proses yang lama untuk dimengerti, selain dari tingkat pribahasanya yang tinggi serta sulit dimengerti maupun tingkat pemahamannya yang sulit dalam artian lama prosesnya. Hal ini tentu saja bisa di atasi dengan kecakapan seorang pengajar yang  kreatif dalam artian mempermudah bahasa atau kata-kata yang di mengerti oleh mahasiswa itu sendiri. Selain itu hindari pengajaran yang monoton dan membuat semenarik mungkin agar mudah di pahami dalam materi filsafatilmu pendidikan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar