1.
a. Hakikat filsafat
Filsafat (terjemahan dari bhs Inggris
philolophy) berasal dari bahasa Yunani, yaitu philo, philia, philein (love of )
dan Sophia atau sophos (wisdom). Oleh karena itu secara etimologis filsafat
artinya cinta atau mencintai akan kebajikan atau kebijaksanaan (love of
wisdom). Dengan demikian filsafat memiliki makna, yaitu hasrat yang menggebu
atau keinginan yang sungguh-sungguh/kemauan keras akan kebenaran sejati. Adapun
objek dari hakikat filsafat itu sendriri, yaitu objek material dan formal
adapun mengenai sistematika dalam filsafat yang saat ini sangat berkembang
pesat dengan adanya aliran-aliran filsafat maupun cabang-cabang filsafat itu
sendiri.
b. mengapa harus berfilsafat?
Karena pada suatu saat, secara tidak sadar kita sudah
bergelut dengan suatu permasalahan filsafat, yang dengan sendirinya jadi bahan
pemikiran kita. Meskipun kita tidak memiliki minat untuk belajar filsafat, ada
masalah-masalah filsafat yang mau tak mau menarik perhatian kita. Masalah
persisnya tentu berbeda dari orang ke orang. Kita mungkin akan terserap dalam
suatu pembahasan filsafat walaupun persoalan yang dibahas kelihatannya sama
sekali tidak filosofis. setiap orang pasti menyimpan suatu keyakinan-keyakinan
filsafat. Salah satu alasan mengapa seorang berfilsafat adalah karena memang
dalam diri filsafat itu sendiri mengandung suatu tugas. Kita sudah mengetahui
bahwa filsafat didasari oleh suatu kebebasan berpikir, namun suatu kebebasan
berpikir yang ditandai oleh hasrat keakraban dengan kebenaran yang dikandung
oleh penampilan realita saja.
2.
a. hakikat pendidikan
Hakikat
pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap
kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak disadari
manusia telah melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusia pada zaman
primitif sampai zaman modern (masa
kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia di dunia, pendidikan akan
tetap berlangsung. Kesadaran akan konsep tersebut diatas menunjukkan bahwa
pendidikan sebagai gejala kebudayaan. Artinya sebagai pertanda bahwa manusia sebagai makluk budaya yang
salah satu tugas kebudayaan itu tampak pada proses pendidikan
b. Mengapa harus berpendidikan?
Karena pendidikan adalah sebuah hal penting
dalam sebuah kehidupan nyata, pendidikan akan berpengaruh dalam menentukan
sikap dan prilaku seseorang serta tingkah laku yang dimiliki. Dengan adanya
pendidikan sesorang akan mempunyai nilai dimata masyarakat karena jika
seseorang tidak pernah merasakan sebuahpendidikan maka hal tersebut akan
membuat nilai yang buruk dalam diri seseorang tersebut. Dengan seseorang
memiliki sikap yang baik maka orang tersebut akan di pandang oleh masyarakat
sekitar bahwa orang tersebut adalah orang yang berpendidikan.
3.
Objek formal : bidang yang menjadi keseluruhan ruang lingkup
garapan riset pendidikan.
contoh: Mendidik, membimbing, dan melatih siswa menuju
perbaikan dan berkaitan dengan persoalan pendidikan.
Objek material : bahan atau masalah yang
menjadi sasaran pembicaraan, penelitian atau penelaahan dari ilmu pengetahuan.
Contoh: instrument penelitian
4.
Induksi merupakan
cara berpikir di mana ditarik kesimpulan umum dari berbagai kasus yang bersifat
individual, selain itu metode induksi ialah cara penanganan terhadap suatu
objek tertentu dengn jalan menarik kesimpulan yang bersifat umum atau bersifat
lebih umum berdasarkan atas pemahaman atau pengamatan terhadap sejumlah hal
yang bersifat khusus.
Deduktif
merupakan cara berpikir dimana dari pernyataan yang
bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, selain itu metode
deduksi ialah cara penanganan terhadap sesuatu objek tertentu dengan jalan
menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang bersifat umum.
5.
Menurut saya,
problematika dalam filsafat ilmu pendidikan yaitu tingkat pemahamannya yang
cukup sulit dari teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuan sehingga tingkat
pemahaman mahasiswa membutuhkan proses yang lama untuk dimengerti, selain dari
tingkat pribahasanya yang tinggi serta sulit dimengerti maupun tingkat
pemahamannya yang sulit dalam artian lama prosesnya. Hal ini tentu saja bisa di
atasi dengan kecakapan seorang pengajar yang
kreatif dalam artian mempermudah bahasa atau kata-kata yang di mengerti
oleh mahasiswa itu sendiri. Selain itu hindari pengajaran yang monoton dan
membuat semenarik mungkin agar mudah di pahami dalam materi filsafatilmu
pendidikan ini.