Sabtu, 28 Mei 2016

Kumpulan Puisi single pertama


EDISI KEDUA


Tujuh Belas Jam
(Muhamad Bahroni : 2015)

Ketika aku berfikir
Tak sanggup untuk berjalan
Ketika aku berhayal
Tak sanggup untuk ku kejar
Ketika tekadpun mulai datang
Hayalan mimpi menghampiri
Tujuh belas jam lamanya
Ku duduk dekat jendela
Suara angin bergemuruh
Hingga tiba di penghujung
Kulanjutkan langkahku
Untuk hasil dari hayalku


Demi Langkah
(Est. 2015)

Kupikul sebuah kehidupan
Untuk ku bawa ke atas awan
Berjalan menuju harapan
Melangkah untuk kedepan
Langkah demi langkah
Letih menjadi lesu
Tetes demi tetes
Bagai deras air mengalir
Langkah demi langkah
Tertawa menjadi haru
Sangat indah bagai surga
Sangat sempurna sang pencipta


Besar Kecil
(Est. 2015)

Tak begitu indah jika di pandang
Bagai kayu dalam ruang
Sulit untuk di pegang
Bagai intan dalam kaca
Kecil tak berbuah
Besar itu indah
Mulutmu bagai darah
Ucapmu itu anugrah


Suara Dunia
(Est. 2015)

Sulit merindukan gelap
Sulit menghadirkan senyap
Hadir tertawa luas
Menghancurkan semua isi
Indah memainkan biola
Indah menatap bagiannya
Besar itu anugrah
Kecil itu tak indah
Suara angin itu kencang
Memusnahkan dunianya


Aku
(Est. 2015)

Aku tertawa
Sangat gembira
Aku tertawa
Sungguh ceria
Tubuhku mengenalnya
Raguku merindukannya
Hatiku merasakannya
Gelap menutupnya
Matahari seakan bersinar
Asap hitam menutupnya
Bara api bersinar terang
Cahaya hati tibalah terang
Melayang disaat datang
Bagai terbang ke atas awan


Aku dan Negriku
(Est. 2015)

Aku terlahir di tanahku
Keberhasilanku adalah mimpiku
Mengabdi bagian dari tugasku
Menjaga adalah hal terpenting dakam hidupku
Garuda di dadaku
Merah putih di hatiku
Berani saat melangkah
Kesucian dalam hati
Negriku bukan negrimu
Negrimu bukan negriku
Tekadku hanya satu
Mencintai
Tanah kelahiranku


Suara Kalbu
(Est. 2015)

Dalam ceritaku
Engkaulah cahaya untuk hitamku
Suara dalam kalbu
Itulah perjalananku
Air mengalir seolah kaki melangkah
Ungkapan cerita dalam cinta
Lantunan suara yang begitu indah
Indah cahaya di matamu
Dan Akankah sinarmu bersamaku


Sumber Kehidupan
(Est. 2015)

Hijau tanahku
Suci airku
Segar nafasku
Kerasnya batu
Engkau hancurkan perlahan habis
Engkau musnahkan suber kehidupanku
Engkau lenyapkan kami perlahan
Kau ciptakan kertas putih
Untuk datangnya malapetaka


Kata Hampa
(Est. 2015)

Manis buah bibirmu
Madu itu ungkapmu
Ambigu bukan dirimu
Yakinkan untuk meyakin
Langkahmu tak ternilai
Katamu begitu hampa
Memilih saat berjalan
Merasa saat bertanya


Entah Kapan
(Est. 2015)

Gerah sungguh geraku
Dalam sebuah perkumpulan
Bertanya untuk dekat
Kecil jawabnya
Entah kapan semua berakhir
Biar waktu yang menjawab


Bibir Merah
(Est. 2015)

Bibir memerah
Bagai delima dalam tangkai
Mata berbinar cerah
Beragam dalam karya
Beragam beribu makna
Tersenyum lalu tertawa
Itulah caramu menjadi gila


EDISI KE TIGA


Tak Mewah
(Est. 2015)

Sederhana tapi tak mewah
Tempat dimana menimba ilmu
Putih menjadi hitam
Tintamu merubahnya
Kadang suka
Lalu duka
Itulah cerita makna
Dalam dunia pendidikan


Akhiri Sudah
(Est. 2015)

Kuhentikan kesempurnaan jalan
Kuhentikan lika-liku
Jalan ini memang tak terarah
Akhiri sudah perjalan ini
Berjalan sejauh mungkin
Meninggalkan masa yang tersisa
Kurundukan kepala sejenak
Untuk hasil yang terbaik


Entah Kapan
(Est. 2015)

gerah sungguh gerahku
dalam sebuah perkumpulan
bertanya untuk dekat
kecil jawabnya
entah kapan hal ini berakhir
biar waktu yang menjawab


Apa Daya
(Est. 2015)

aku sadar
aku menyadari akan seniku
citaku tak seperti hayalku
anganku di ujung tanduk
seorang tinggi menjadi penguasa
belajar tiada tempat
adil memang tidak
apa daya seorang yang tak tahu apa
pikirku bergerak keras
untuk melangkah dalam setiap langkah


Orang Biasa
(Est. 2015)

aku bukan kamu
akupun bukan dia
dan aku bukan mereka
aku hanyalah seorang biasa yang tak punya apa
hanya aku bukan mereka
mudah baginya
susah untukku
mereka hanyalah orang pintar
pintar, memang hanya untuknya
kekurangan hanya padaku
kelebihan punya mereka
dan...
kesempurnaan hanya untuk Nya


Puncak Para Dewa
(Est. 2015)

merintih sedikit demi sedikit
melangkah dengan perlahan
seperti tak berkaki saat berjalan
seperti mengejar suatu harapan
naik turun kaki melangkah
milyaran pasir menutup langkah
mentari membuka matanya
nafas segar melihat samudra
kekuatan lemah seketika
memegang satu keyakinan
memaksakan sebuah diri
untuk kaki diatasnya


Nama Mu
(Est.2015)

Jiwaku selalu ada untuknya
Inginku memujanya
Hariku buta tanpanya
Awalan hidup penuh dengan juang
Namamu selalu ada di pikirku
Anugrah tuhan untuk semua hariku
Malaikat engkaulah seorang
Anginpun memanjakan malamku
Lalu hariku untuknya
Indah saat bibirmu kau lebarkan
Aku tertawa dalam hati kian berseri
Hadirmu sungguh mengandung arti dalam hidupku




Sabtu, 21 Mei 2016

Kampung Adat Ci Badak, Lebak-Banten

A.                  PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang
Kelompok kami mengadakan observasi untukn mata kuliah Hukum Adat ke Kesepuhan Cibadak yang terletak di daerah Banten Kidul, tepatnya di Desa Warung banten Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak Banten.
Perjalanan yang ditempuh dari Serang menuju Kasepuhan Cibadak membutuhkan waktu kurang lebih 8jam perjalanan, dikarenakan jarak yang sangat jauh dan juga medan yang berkelak-kelok dan tanjakan dan temurunan. Diluar dari semua kendala dalam perjalanan yang ditempuh, pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan sangat memanjakan mata. Hamparan sawah dan laut Banten Kidul ketika melewati daerah Bayah sangat menyejukkan mata.
Ketika memasuki kawasan Kasepuhan Cibadak, kendaraan yang membawa kami mendapatkan hambatan. Jalanan yang harus ditempuh sangat terjal dan hanya dapat memuat satu kendaraan roda empat. Terlebih lagi di samping kanan kiri kendaraan kami terdapat jurang yang di bawahnya sungai mengalir. Namun hambatan itu dapat kami lalui dengan laju kendaraan yang perlahan tapi pasti.
Ketika sampai tepat di Kasepuhan Cibadak sudah mulai terlihat beberapa rumah adat kasepuhan namun mayoritas masyarakat disana sudah menggunakan bangunan rumah modern dan terlihat seperti perkampungan rumah warga. Tetapi rumah rumah di daerah tersebut masih terlihat sederhana dan terlihat desain perkampungan yang agamis,religius, dan hangat serta ramah ketika kami berkunjung. Kami langsung menemui kepala adat setempat dan sangat ramah terhadapt tamu yang berkunjung.
b.      Alasan Pemilihan Lokasi
Alasan kelompok kami memilih Kasepuhan Cibadak sebagai objek observasi Mata Kuliah Hukum Adat adalah Kasepuhan Cibadak termasuk ke dalam salah satu Kasepuhan yang terletak di daerah Banten tepatnya daerah Banten Kidul yang menurut sepengetahuan kami belum pernah ada yang mengekspos dan mempublikasikan kegiatan adat Kasepuhan Cibadak keluar. Dan kami berkesempatan untuk melakukan observasi serta mengulik adat istiadat yang berlangsung di Kasepuhan Cibadak.

B.      ANTROPOLIGI HUKUM ADAT
a.      Asal Mula Kasepuhan Cibadak
Desa Cibadak sendiri turunan dari Kasepuhan Sajra, Rangkasbitung. Dahulu leluhur Sajra memutus leluhur untuk mendirikan Kesepuhan Cibadak. Tugas Kasepuhan Cibadak untuk pendirian Kasepuhannya  adalah Lebak sampih “Tungku Batu Tilu” yang artinya tempat batu yang datar ada tiga untuk mandi dsb dan syarat pendirian Kasepuhan Cibadak adalah Kasepuhannya, ada Amilnya (penghulu), Bengkong (dokter), dan Paraji (dukun beranak). Keempat syarat tersebut adalah syarat pendirian suatu kampung/desa. Dahulu untuk pembuatan surat di Kasepuhan Cibadak menggunakan bahasa arab dikarenakan Kasepuhan Cibadak berkiblat pada ajaran Islam di arab.
Dahulu sebelum adanya kesepuhan cibadak kesepuhan cibadak berasal berawal dari kesepuhan Ciayunan lalu turun ke cibadak ciyena cisepuh lalu datang ke lembah  cibadak dan hingga titisan terakhir. Dahulu sebelum diganti nama nya menjadi cibadak nama nya adalah cilenggang dan nama cilenggang tidak boleh di sebutkan di daerah cibadak oleh masyarakat cibadak. Karna itu adalah pantangan Hanya saja cilenggang tidak disahkan yaitu tersembunyi dan mengalami banyak permasalahan sehingga cilengga di ganti oleh cibadak. Awal mulanya diberi nama cibadak karna dahulu di tempat cibadak ada banyak badaknya dan saat itu air di cibadak mulai makin kecil lalu di telusuri dan ternya ada kotoran badak yg menghambat aliran air maka oleh masyarakat di beri nama cibadak. Pergantian nama dari cilenggang menjadi cibadak itu adalah rahasia di cibadak sendiri
b.      Proses perkembangan kesepuhan cibadak
Dahulu semua kesepuhan ada yg berasal dari  cibadak semua kesepuhan masih saudara, seperti cipta gelar yg  belajar cara menanam padi serta mantra menanam padi, dalam kegiatannya menanam padi di cibadak mempunyai aturan, aturan cara mencocok tanem bahasa disini pakai guru desa bahwa guru desa adalah tanggal atau tahun masehi atau rasi bintang tidak di lepaskan pula tahun hijriah atau tanceb tumbul tahun. Kehidupan di cibadak masyarakat nya kebanyakan bercocok tanam tani,tani di cibadak memiliiki tradisi yg hanya bisa di panen 1 tahun 1 kali atau 1 tahun 2 kali. Hasil panen yg unggul tergantung cara sudut pandang orang ada yg hasil panen muda dikatakan unggul karna baru namun ada juga yg menilai unggul karna selama bertahun tahun hasil panen padi masih terbilang bagus. Lalu  ada juga kegiatan seperti Tanggal kerti turun besi atau mandai bikin alat pani, turun pujang  atau seiket, kidang mancla, ngasep nanem padi benih dirumah ngasep dan saat melakukan kegiatan menanem haruslah di lakukan secara tertib Padi yg di tanem berkeliling ada timahan nya ke dewi sri hanya tidak di open 100% berdiri jongkok di timang dan ada alunan musik yg mengiringi seperti angklung suling dan tarinding bersifat wajib karna budaya dan leluhur disini, padi 3 minggu harus selametan mapak penyiraman selametan nyeka padi lalu panen di lantai.
Setelah panen di lantai di padi lalu di unjal di bawa ke lumbung ketika saat akan dibawa ke lumbung harus dibawa dgn iringan alat musik seperti suling gendang dll, setelah di lumbung harus ada ritual khusus dan cara tertentu lagi setelah itu ada lombokan lalu seren tahun. Seren tahuan arti nya nyere katukang tiap tahun  atau memberi hasil panen tahunan dan ketika setelah panen akan ada koreksi bila hasil panen tidak seusai harapan, alasan seperti yang tidak berhasi nya apa ? dan kenapa ? sehingga kedepan  timbul sere taun kegiatan selama tahun itu lebih baik niat itikaf ucapan dan perbuatan di kaji oleh orang kesepuhan
Kalo di cibadak tidak hura hura atau pesta yg menghambur hamburkan hanya ada  sunatan masal setelah itu ada tobat sesara dosa ada jga yg memberi sere taun undang ada lagu haluan dan lagu nya khusus lagu dewi sri dan beras di masak dan sebelum itu ada haram ka cai yaitu anak yg masuk islam akan di masukan ke air sehingga bersih sebelum di sunat
Dan Rasul sere taun dikembalikan apa yg tidak sesuai dgn rasul maka meminta maap baik sareat dan hakikat, Besok nya rembug lalu kirim doa
Acara ketika nyere taun ada nyunatan, ngangkat, baksa (ihid) lalu di lantunkan dengan alat musik seperti gendang lalu di lanjut karasmen pancasilat dan itu wajib lalu ada iur tajur dan dilakukan semalem suntuk kecuali waktu solat semua musik di hentikan setelah itu serahkan di bengkong dan saat di serahkan ke bengkong barulah  bengkong melakukan  acara di sunat setelah itu di tatenan kembali. Saat acara sunat masal selesai barulah padi baru bisa di tanem kembali
Ketika menaro padi di lantai di luar rumah padi tersebut di cibadak sangatlah aman karna tidak ada yang brani mencuri padi bila ada yg mencuri orang yg mencuri akan mendapat saksi atau pamali. Pamali itu mirip seperti agama islam seperti ada surga dan neraka jdi yg mencuri itu tidak bisa pergi dari sini.
Dan di cibadak terdapat imah gede di dalam imah gede dalam nya sama seperti rumah pada umumnya hanya tekstur bangunan dan bahan pembangunan imah gede sangat sederhana dan tradisional, bila ada tamu yg ingin menginap ke imah gede tamu harus dibawa ke imah singgah dan di iringi oleh alat musik tradisional lalu di cibadak terdapat gapura, tempat masyarakat berlatih olahraga. Daerah cibadak juga sudah mulai diliput oleh acara tv dan di kunjungi oleh partai politik dan sebagai nya.
Tentang adat pernikahan di cibadak bila akan nikah proses nya  ke agama sama seperti ada akad nikah tetapi yang membedakan waktu dan tempat sangat di perhatikan dan di perhitungkan agar tepat atau repok nama cwe nama cwo pun perhitungkan hari dan tanggal dan jam brp ada di perhitungan naktu hari,tanggal tahun jam, lalu ada naktu nama. Di bagi 3 lalu di bagi 2. Plaksanaan sama seperti pernikahan yg biasa 3.pake pupuh pupuh atau menyanyi secara sinden. Jika menikah bisa dari luar dan dari dalam yg penting ada niat baik dan kelakuan baik anatar pasangan.

C.      1. Hambatan
a.      Akses Perjalanan
Akses perjalanan yang kami tempuh untuk sampai di Kampung Adat Ci Badak, Bayah Lebak Banten ini cukup memacu adrenalin, dengan jarak yang dapat ditempuh dari kota serang menuju Lokasi kurang lebih kisaran waktu 6-8 jam perjalanan. Adapun mengenai akses dari daerah bayah itu sendiri untuk menuju Kampung Adat Ci Badak ini memiliki sebuah hambatan yang menganggu perjalanan ini. Dalam perjalanan ini kami menemukan sebuah jalanan yang beraneka ragam seperti jalanan yang terjal, lika liku jalanan yang ekstrim, turunan tanjakan yang membuat perjalanan ini penuh dengan kehati-hatian dan kewaspadaan yang tinggi dan harapan kami di perjalanan ini bisa selamat dan sampai tujuan utama kami. Adapun mengenai akses jalanan yang amat amat sempit yang membuat kehawatiran dan rasa kewaspadaan itu muncul, hal yang di takutkan disini adalah ketika ada kendaraan lain yang arahnya berlawanan dan diposisi jalanan yang menurun dan jalanan yang agak rancu atau rusak ini di khawatirkan akan adanya kesulitan karena jalanan itu sendiri hanya mencukupi satu buah kendaraan roda empat dan itupun pas sekali dengan dinding-dinding rumah warga sekitar.
Mengenai hal setelah selesai melakukan observasi ini kami kembali dan menuju jalan pulang, sesuatu hal yang kita temukan di jalanan pulang ini jalanan yang gelap, turunan serta tanjakan yang menghampiri perjalanan kami, serta lubang lubang jalanan yang membutuhkan kewaspadaan bagi pengendara mobil ataupun kendaraan yang lainnya, serta jalanan yang licin karena hujan yang turun seketika yang membuat perjalanan ini semakin ekstrim. Jalanan yang menuju kampung Ci Badak ini dengan jalan Pulang kami memang berbeda, karena menurut kami jalanan saat menuju kampung Ci Badak sangat terjal dan tidak memungkinkan untuk melwati jalanan itu. Kamipun selalu mengutamakan keselamatan dalam perjalanan ini karena tujuan utama kami adalah selain melakukan observasi di kampung adat itu sendiri kami pun memiliki tujuan lain yaitu selamat sampai di rumah masing-masing. Perjalanan inipun banyak sekali pengalaman-pengalaman yang hebat yang kami alami, karena banyak pembelajaran yang kami alami disini banyak ilmu yang mengintai kami seketika dengan adanya mengunjungi kampung adat ini. Kamipun menyadari akan hal ini dalam kesulitan mengenai perjalanan ini karena tidak adanya keberhasilan yang matang tanpa adanya perjuarangan terlebih dahulu, seperti kami inilah kesulitan yang mengintai sepanjang perjalanan namun pengetahuan yang di dapat cukup memuaskan diri kami masing-masing.
b.      Media Informsi
Mengenai hal informasi yang di dapan ketika melakukan observasi di kampung adat Ci Badak ini ada beberapa point yang tidak dapat kami ketahui secara terperinci dan adapun yang tidak di beritahukan sama sekali. Dari peristiwa ini pengetahuan yang kami dapatkan tidak optimal, karena juru bicara dalam kasepuhan cibadak ini mengatakan sebelumnya bahwa ada beberapa di kampung adat atau kasepuhan ini ada yang bisa di sampaikan kesemua masyarakat umum, kemasyarakat adatnya itu sendiri dan ada juga yang tidak boleh diketahui untuk masyarakat umum lainnya. Hal-hal yang tidak bisa di publice ke masyarakat umum seperti hal yang bersifat ghaib yang menyebabkan petaka jika di beritahukan kepada masyarakat umum bagi pemegang kasepuhan itu sendiri. Informasi yang di dapatkan mengenai hal ini memang secara umum cukup jelas, karena juru bicara yang di utus oleh pemegang kasepuhan atau abahnya itu sendiri memberikan kepercayaan kepadanya. Informasi yang disampaikanoleh juru bicara itu tentang seluk-beluk kasepuhan cibadak, larangan-larangan serta pelanggaran-pelanggaran yang di ikuti oleh sangsi yang ada.
Adapun mengenai hal media informasi seperti di jejaring sosial internet seperti wikipedia dan website yang lainnya memang kurang, karena informasi yang ada di media internet ini cukup terbatas. Kemungkinan hal ini terjadi kurangnya eksistensi kampung adat ci badak ini dalam masyarakat luar sehingga informasi yang didapat cukup terbatas. Untuk mencari informasi atau data kongkritnya mengenai kasepuhan Ci Badak sebaiknya mengunjungi langsung ke lokasi kediamanya yang berada di daerah Lebak, Banten.
2. Dukungan
Apresasi masyarak adat maupun masyarakat pada umumnya terutama bagi para pemangku suku adat masih berpegangan teguh dalam menjalankan titipan dari para leluhurnya, masyarakat adat itu sendiri menjalankannya dengan kekompakan yang ada, setiap ada acara kegiatan di kasepuhan Ci Badak ini masyarakat adatnya mengikuti dan berpartisipasi dalam acara tersebut. Kampung adat atau kasepuhan Ci Badak ini sudah di akui oleh satuan adat banten kidul (SABAKI) yang dimana satuan ini sekelompok masyarakat adat yang di daerah banten, oleh karena itu kasepuhan ini di akui oleh SABAKI maupun Pemerintah negara sekalipun. Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat sangat antusias dengan adanya masyarakat adat itu sendiri kebudayaan yang ada di indonesia ini masih ada dan berpegangan teguh pada prinsip dan kepercayaannya masing-masing. Pemerintahpun pasti mengahalami hal yang sama dengan kami merasakan kebanggaan karena kearipan lokal masyarakat adat di nusantara ini masih berkembang, dengan adanya hal ini nusantara ini akan memiliki ragam kebudayaan suku adat yang pantastis dan menarik perhatian masyarakat umum di sekitarnya.
Ada satu hal yang dapat kami ambil disini kasepuhan ini terutama di kasepuhan Cibadak ini tempat mereka berdiam diri masyarakat adat menolak untuk menjadikan kasepuhan ini menjadi tempat wisata, alasan meraka ini sangat mengagumkan kami disini, karena seiring berjalannya waktu dengan di jadadikan tempat wisata bagi masyarakat umum yang luas di sisi lain akan menjadi dampak negatif bagi kami karena ketika pengunjung wisata kesini jika terlampau banyak kekehawatiran masyarakat adat tersebut kebiasaan-kebiasaan orang luar melekat pada kasepuhan kampung Ci Badak ini di khawatirkan merubah pemikiran dan melunturnya kebiasaan masyarakat adat itu sendiri seta dampak lingkungan yang akan berubah menjadi kurangnya kebersihan karena di khawatirkan akan adanya pengunjung yang tidak bertanggung jawab seperti membuang sampah sembarangan ataupun vandalisme.
D.     Saran
Untuk masyarakat adat yang ada di nusantara ini terutama masyarakat adat kampong Ci Badak ini selalu berpegangan tegung dengan prisip dan keyakinan yang telah di sepakati sebelumnya, jangan sesekali terpengaruh oleh era globalisasi ini karena jika terpengaruh oreh perubahan zaman yang ada sedikit demi sedikit pasti akan mengalami kelunturan kebudayaannya itu sendiri. Kami mengharapkan hal itu jangan pernah terjadi dan semua kegiatan-kegiatan yang ada pada kasepuhan ini tetap berjalan dengan sebagai mana mestinya yang telah di sepakati sebelumnya dan kami berharap semoga tidak terpengaruh oleh zaman modernisasi ini. Pihak pemerintah daerah lebih memperhatikan kembali tentang eksistensi masyarakat adat di ci badak ini bias di kembangkan mengenai media jejaring social seperti media internet dan yang lainnya. Karena dengan adanya media kebudayaan yang ada di daerah banten ini bisa berkembang. Karena mengenai informasi yang di dapatkan di media internet ini sangat kurang, dengan adanya pengetahuan mengenai media ini, masyarakat umum yang lainnya bisa mengkaji informasi melalui media, dengan adanya data tambahan melalui media ini akan memudahkan pengetahuan terutama bagi yang membutuhkan seperti kami yang sekarang ini. Terkait mengenai kunjungan bagi masyarakat luar di harapkan  untuk tidak melakukan vandalisme ataupun mengotori daerah daerah tersebut, seperti membuang sampah sembarangan dan yang lainnya. Dengan perlakuan masyarakat luar bertindak seperti itu akan merusak keasrian dan kemurnian kampung-kampung adat terutama kampung adat Ci Badak ini. Harapan kami semoga bisa terwujud dengan adanya saling menjaga dan melestarikan kasepuhan-kasepuhan yang ada di berbagai daerah di nusantara ini, karena kebudayaan itu sendiri selalu mengajarkan kepada kita agar tetap melestarikan titipan dari para leluhur atau nenek moyang itu sendiri.