MAKALAH
Sistem
Perekonomian Indonesia
“Kemiskinan di
Daerah Banten”
Di ajukan Untuk
Memenuhi salah satu tugas Sistem Perekonomian Indonesia
Di susun Oleh
Muhamad Bahroni
PPKn A
JURUSAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
BAB I
PENDAHULUAN
Kemiskinan merupakan
polemik berkepanjangan dalam proses pembangunan ekonomi
disetiap negara.Variabel kemiskinan selalu menjadi pembicaraan tersendiri yang berhasil menjadi salah satu
permasalahan pokok kependudukan pada proses pembangunanekonomi di setiap
negara. Seperti halnyadengan kesehatan, pengangguran, danvariabel penting
lainnya, bagian dari lingkaran
setan pada permasalahan ekonomi khususnya permasalahan kependudukan.
Tingkat kesejahteraan seseorang menjadi standar orang tersebut bisa
dikatakan miskin atautidak. Ketika seseorang atau sekelompok orang tidak
mampu mencukupi tingkatkesejahteraan ekonomi yang dianggapsebagai kebutuhan
minimal dari standar hidup tertentu, maka istilah kemiskinan pun
muncul. Kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok,
sepertimakanan, pakaian, tempat tinggal,kesehatan, dan pendidikan menjadi
akar dari permasalahan kemiskinan yang adaselama ini. Ditambah lagi dengan
keterbatasan lapangan pekerjaan yangdisediakan pemerintah yang menjadi pemicu
pengangguran kerap kali menjadisalah satu alasan seseorang dikategorikan miskin.Konsep
pembangunan ekonomi tentulah berbeda dengan pertumbuhan ekonomi. Menurut Prof. Boediono konsep pertumbuhan ekonomi
adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Sedangkan
teori pertumbuhan ekonomi bisa saja didefinisikan sebagai penjelasan
mengenai faktor-faktor apayang menentukan kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut
berinteraksi satu dengan yang lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan.
Analisis yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi semata dianggap kurang
sempurna. Hal ini disebabkan apabila terjadi peningkatan output dan pendapatan
belum tentu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Nasikun
(1995), kondisi yang sesungguhnya harus dipahami mengenai kemiskinan:
“Kemiskinan adalah sebuah fenomena multifaset, multidimensional, dan terpadu.
Hidup miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang,
pangan, dan papan. Hidup dalam kemiskinan seringkali juga berarti akses yang
rendah terhadap berbagai ragam sumberdaya dan aset produktif yang sangat
diperlukan untuk dapat memperoleh sarana pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup
yang paling dasar tersebut, antara lain: informasi, ilmu pengetahuan, teknologi
dan kapital. Lebih dari itu, hidup dalam kemiskinan sering kali juga berarti
hidup dalam alienasi, akses yang rendah terhadap kekuasaan, dan oleh karena itu
pilihan-pilihan hidup yang sempit dan pengap”. Pandangan ini mengisyaratkan,
bahwa permasalahan kemiskinan tidak hanya berdiri sendiri, sehingga dalam
penanggulangannya menuntut pemahaman, kecermatan dan kehati-hatian. Di dalam
diri masyarakat miskin tidak hanya terdapat kelemahan (kondisi serba
kekurangan), tetapi dalam diri mereka juga terdapat potensi yang dapat
dipergunakan sebagai modal dasar dalam pengembangan dirinya. Kondisi ini
mengisyaratkan bahwa program penanggulangan kemiskinan harus mampu mengakomodasikan
kedua aspek tersebut.
Kemiskinan yang terjadi di daerah Banten
setiap tahunnya di kategorikan meningkat, Karena factor-faktor pemicu kemiskinan seperti
pengangguran, tingkat jumlah penduduk yang tinggi, angka kelahiran yang tinggi,
system ekonomi yang rendah dan pendidikan yang kurang memadai serta saran dan
prasarana yang kurang memadai.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Data
Tertulis Kemiskinan di Provinsi Banten
|
|
|
|
Kabupaten/Kota
|
Garis
kemiskinan menurut Kabupaten Kota
|
2011
|
2012
|
2013
|
Pandeglang
|
209.655.00
|
219.592.00
|
230.364.00
|
Lebak
|
197.985.00
|
205.787.00
|
214.047.00
|
Kab.
Tanggerang
|
290.423.00
|
311.141.00
|
335.291.00
|
Kab. Serang
|
204.788.00
|
211.846.00
|
218.862.00
|
kota
Tanggerang
|
337.543.00
|
365.205.00
|
398.513.00
|
kota cilegon
|
261.962.00
|
277.875.00
|
295.100.00
|
Kota serang
|
213.617.00
|
344.681.00
|
236.039.00
|
Kota tanggerang
selatan
|
317.887.00
|
344.681.00
|
378.393.00
|
|
|
|
|
|
|
B.
Data
Persentase Penduduk Miskinan di Provinsi Banten
Kabupaten/Kota
|
|
|
Kab
Pandeglang
|
|
Kab Lebak
|
|
Kab
Tangerang
|
|
Kab Serang
|
|
Kota
Tangerang
|
|
Kota Cilegon
|
|
Kota
Serang
|
|
Kota Tangerang Selatan
|
|
|
|
|
Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota (Persen)
|
2011
|
2012
|
2013
|
9.80
|
9.28
|
10.25
|
|
9.20
|
8.63
|
9.50
|
|
6.42
|
5.71
|
5.78
|
|
5.63
|
5.28
|
5.02
|
|
6.14
|
5.56
|
5.26
|
|
3.98
|
3.82
|
3.99
|
|
6.25
|
5.70
|
5.92
|
|
1.50
|
1.33
|
1.75
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C.
Anaisis
Menurut analisa
saya terhadap kemiskinan yang ada di banten pada tahun 2011-2013 tepatnya di provinsi
banten angka kemiskinan di berbagai kabupaten merangkak naik setiap tahunnya
dan tidak ada sedikitpun pengurangan dari angka kemiskinan ini.
Menurut data
dari garis kemiskinan kabupaten yang mengalami tingkat kemiskinan yang tinggi
disbanding kabupaten lain yaitu kota tangerang selatan dan terendah nya berada
di daerah lebak.
Dari hasil
persentase peduduk miskin menurut kabupatennya masing masing angka kemiskinan pada
tahun 2011-2013 di kabupaten pandeglang terjadi naik turunnya angka kemiskinan
dan yang mengalami penurunan pada tahun 2012.
Sedangkan
persentase pada kabupaten Lebak, Tanggerang, Serang, sama mengalami turun
naiknya angka kemiskinan dan terjadi pada tahun 2012.
Sedangkan pada
Kota cilegon, serang mengalami turun naik, dan pada kota tanggerang mengalami
penurunan setiap tahunya dari tahun 2011-2013, dan pada kota tanggerang selatan
mengalami penurunan pada setip tahunnya.
Jadi angka
kemiskinan yang ada di Banten ini setiap tahunnya terjadi naik turunnya angka
penduduk miskin yang ada di daerah Banten.
D.
Penyebab
Terjadi Kemiskinan
1.
Kurangnya
Lapangan Pekerjaan
2.
Banyaknya
pengangguran
3.
Mahalnya
biaya pendidikan
4.
Laju
perkembangan penduduk berkembang pesat
5.
Meningkatnya
angka kelahiran yang tinggi
6.
System
perekonomian yang rendah
E.
Cara
mengatasi kemiskinan
1.
Menciptakan
lapangan pekerjaan dengan upah yang
layak
2.
Biaya
pendidikan yang cukup mahal dapat menambah tingkat kemiskinan yang tinggi, maka
dari itu ada nya penurunan terhadap biaya pendidikan
3.
Angka
kelahiran di batasi
4.
Pengelolaan
ekonomi yang baik
5.
Peningkatan
SDA yang harus di perhatikan oleh pemerintah
F.
Pendapatan
Ekonomi di Daerah Banten
Pendapatan yang telah mencapai Rp3,03 triliun atau
53,13% dari yang direncanakan, sebagian besarnya berasal dari realisasi PAD
Rp1,98 triliun atau 65,34%. Porsi penerimaan yang besar dari PAD adalah
konsekuensi logis dari Provinsi Banten yang memiliki banyak potensi penerimaan
karena merupakan wilayah industri, properti, dan terdapat pelabuhan serta
bandara udara terbesar di Indonesia. Semua komponen PAD tahun 2011-2013 sampai
dengan semester I telah mencapai hasil yang memuaskan. Dalam tabel, realisasi
PAD telah melampau lebih dari separuhnya. Penerimaan terbesar berasal dari
pajak daerah yaitu Rp1,89 triliun yang mencapai 54,71% dari target tahun 2013
sebesar Rp3,46 triliun, bahkan penerimaan dari hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan telah melampaui target yang direncanakan (104,52%).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kemiskinan
merupakan permasalahan atau polemik berkepanjangan dalamproses pembangunan
ekonomi disetiap negara.Variabel kemiskinan selalu menjadi pembicaraan
tersendiri yang berhasil menjadi salah satu permasalahan
pokok kependudukan pada proses pembangunan ekonomi di setiap Negara.angka
kemiskina yang ada di provinsi Banten terjadi Naik Turunnya tingkat kemiskinan,
serta penanggulangan angka kemiskinan meningkat seperti menciftakan lapangan
pekerjaan dengan upah yang layak dan keringanan biaya pendidikan untuk
meningkatkan SDA.
B.
Saran
Sumber
daya manusia yang ada di provinsi Banten lebih di tingkatkan lagi dengan
bantuan pemerintah setempat, dengan SDA tinggi maka akan mengurangi angka
kemiskinan yang terjadi di daerah banten ini.